Jumat, 27 Februari 2015

Makam Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq

Lokasi :
Jafar Shodiq atau Sunan Kudus dimakamkan di Masjid Menara Kudus yang terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Di samping puluhan makam di kawasan itu terdapat pula makam putra Sunan Kudus yaitu Pangeran Palembang. Makam Sunan Kudus sendiri terdapat di tengah-tengah bangunan induk berbentuk joglo.

Latar Belakang Sejarah :
 Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Jaffar Shadiq. Dia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung, adalah panglima perang Kesultanan Demak Bintoro, dan Syarifah, adik dari Sunan Bonang. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.Sunan Kudus pernah menjabat sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak,dan dalam masa pemerintahan Sunan Prawoto, dia menjadi penasihat bagi Arya Penangsang. Selain sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, Sunan Kudus juga menjabat sebagai hakim pengadilan bagi Kesultanan Demak. Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di Kudus,
Sunan Kudus menggunakan sapi sebagai sarana penarik masyarakat untuk datang untuk mendengarkan dakwahnya. Sunan Kudus juga membangun Menara Kudus yang merupakan gabungan kebudayaan Islam dan Hindu yang juga terdapat Masjid yang disebut Masjid Menara Kudus.Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kudus Kulon, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus, Jawa Tengah.Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudushingga saat ini.



Makam Sunan Drajat atau Raden Qasim




Lokasi :
Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles
( Anyer - Panarukan ), namun bila lewat Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran
pribadi.
Latar Belakang Sejarah :
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang.Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Lamongan. Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya. Setelah menguasai pelajaran islam beliau menyebarkan agama islam di desa Drajad sebagai tanah perdikan dikecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi. 

Makam Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim



Lokasi :
Lokasi Makam Sunan Bonang terletak di Bonang adalah desa di kecamatan Panyingkiran,
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia

 Latar Belakang Sejarah :
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Jepara. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.


Makam Sunan Ampel atau Raden Rahmat

Lokasi :
Lokasi makam Sunan Ampel terletak didalam komplek masjid Jami Ampel di Surabaya

Latar Belakang Sejarah :
 Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat adalah putra Maulana Malik Ibrahim, Muballigh yang bertugas dakwah di Champa, dengan ibu putrid Champa. Jadi, terdapat kemungkinan Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dari ayahnya dan Champa dari ibunya. Sunan Ampel adalah tokoh utama penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya untuk Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya.

Deskripsi Bangunan :
Didepan makam ada dua pintu gerbang besar bergaya Eropa. Makamnya terpisah dengan dari
makam lainnya dan diberi pagar teralis dari besi setinggi 110 cm. Diarah kaki (bagian selatan) ada pintu yang dapat dibuka dan ditutup yang dilengkapi dengan kunci gembok. Jiratnya disusun
empat tingkat dan nisannya bagian atas berbentuk seperti daun teratai. Pada sisi jiat bagian selatan dituliskan keterangan diri tentang Sunan Ampel dalam aksara Latin.



Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim



1.       Lokasi :
Makamnya kini terdapat di desa Gapura Wetan,
Gresik, Jawa Timur.

Latar Belakang Sejarah :

Maulana Malik Ibrahim juga disebut sebagai Sunan Gresik, atau terkadang Syekh Maghribi dan Makdum Ibrahim As-Samarqandy. Maulana Malik Ibrahim diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As- Samarqandy, berubah menjadi
Asmarakandi.Sebagian cerita rakyat, ada pula yang menyebutnya dengan panggilan Kakek Bantal.Maulana Malik Ibrahim adalah wali pertama yang membawakan Islam di tanah Jawa. Maulana Malik Ibrahim juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan yang tersisihkan dalam masyarakat Jawa di akhir kekuasaan Majapahit. Misinya ialah mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Pada tahun 1419, setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Maulana Malik Ibrahim wafat. Maulana Malik Ibrahim adalah sosok penyebar agama Islam di tanah Jawa dan merupakan wali tertua dari kesembilan wali. Di dalam kompleks makam ini terdapat makam - makam keluarga dan umum.
Deskripsi Bangunan : Bangunan dari Makam Maulana Malik Ibrahin mempunyai kekhasan tersendiri, hal ini terlihat dari baha batu nisan dan gaya tulisan Arab. Batu Nisan terbuat dari marmer dengan gaya Gujarat.